Hi Sahabat Virtues! Bekerja dengan konsep hibrida (hybrid working) menjadi tren di era kenormalan baru atau new normal. Pasalnya, bekerja dengan konsep tersebut dinilai lebih menguntungkan, baik bagi perusahaan maupun karyawan.

Untuk diketahui, hybrid working adalah kombinasi antara bekerja di kantor atau work from office (WFO) dan bekerja di mana saja, termasuk dari rumah.

Dengan menerapkan konsep tersebut, perusahaan memberikan keleluasaan kepada karyawan untuk menerapkan sistem kerja yang dinilai paling efektif.

Dikutip dari beberapa sumber, hybrid working berdampak positif terhadap finansial perusahaan, mulai dari efisiensi biaya sewa kantor, penggunaan utilitas bangunan, penyediaan transportasi karyawan, hingga konsumsi energi.

Bagi karyawan, kerja dengan konsep hybrid juga memberi banyak keuntungan. Bahkan, memberi kesempatan pada karyawan untuk berkarya dan berekspresi tanpa terbatas ruang dan waktu. Nah, berikut ulasan tentang kelebihan hybrid working.

Pertama, bekerja dengan konsep hybrid working dinilai dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan.

Hasil studi Owl Labs yang dilansir Forbes, Jumat (4/2/2022), menunjukkan bahwa karyawan yang bekerja secara jarak jauh atau remote dan hibrida merasa 22 persen lebih bahagia ketimbang mereka yang bekerja di kantor.

Survei tersebut juga mengungkap bahwa karyawan yang bekerja secara hybrid memiliki tingkat stres yang lebih rendah. Mereka juga lebih fokus dan produktif daripada bekerja di kantor.

Kedua, hybrid working juga berdampak terhadap kesehatan mental karyawan. Ketika pekerja telah terbiasa dengan sistem kerja hybrid sejak awal pandemi Covid-19, karyawan kembali mendapatkan kesehatan mental dan fisik yang lebih baik.

Penelitian Ergotron bertajuk The Envolving Office: Empower to Work Vibrantly in 2022 yang melibatkan 1.000 pekerja penuh waktu menyebutkan, 56 persen responden mengaku bahwa kesehatan mental serta keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi menjadi lebih baik setelah bekerja secara hibrida.

Dengan bekerja secara hybrid, mereka mengaku dapat melakukan aktivitas fisik secara intensif daripada saat bekerja penuh waktu di kantor. Itu artinya, karyawan memiliki waktu luang lebih banyak sehingga dapat menjaga kesehatan fisiknya.

Ketiga, karyawan kini tak perlu lagi bepergian serta menghabiskan waktu di jalan menuju kantor. Alhasil, mereka memiliki waktu luang yang lebih banyak dan dapat digunakan untuk melakukan aktivitas lain selain bekerja.

Mereka dapat memanfaatkannya untuk melakukan kegiatan lain, seperti berolahraga, bercengkerama dengan keluarga, menjalani hobi, atau mengikuti pelatihan (workshop).

Keempat, fleksibilitas yang ditawarkan sistem kerja hybrid dinilai dapat meningkatkan produktivitas individu ketimbang WFO dari pagi hingga sore selama hari kerja. Dengan sistem ini, karyawan dapat menentukan sendiri tempat kerja yang diinginkan, baik dari rumah maupun tempat-tempat lain yang membuat mereka nyaman.

Peningkatan produktivitas tersebut disebabkan beberapa hal. Salah satunya, tekanan pekerjaan yang cenderung berkurang selama bekerja secara hybrid.

Selain itu, hubungan mikro antarkaryawan ketika menjalankan hybrid working juga dapat menjadi salah satu pendongkrak produktivitas.

Pasalnya, karyawan masih bisa bertemu secara tatap muka dalam satu waktu untuk mengobrol dan mendiskusikan ide-ide baru. Hal ini dapat meningkatkan kolaborasi dan kualitas hubungan kerja antarkaryawan.

Dengan begitu, kualitas kehidupan pekerja dapat lebih baik dan berpengaruh terhadap peningkatan performa kerja.

Meski terlihat mudah, pekerjaan yang dilakukan secara hibrida juga memiliki tantangan, yakni dalam mengatur waktu dan mendapatkan kepercayaan dari pihak perusahaan.

Karyawan perlu membuktikan pada perusahaan bahwa pekerjaannya terselesaikan dengan baik. Untuk itu, mereka perlu didukung dengan perangkat teknologi yang dapat dipakai untuk menyelesaikan pekerjaan secara jarak jauh.

Sebagai informasi, sistem bekerja jarak jauh yang diterapkan di era kenormalan baru dapat berjalan lancar karena pemanfaatan perangkat berteknologi.

Nah, saat karyawan memutuskan untuk bekerja secara hibrida, Perusahaan juga perlu menyiapkan kebutuhan dalam menilai kinerja karyawan pada saat hybrid.

Virtues merupakan platform berbasis digital yang menyediakan sistem untuk membantu kebutuhan yang mempermudah HR.

KPI untuk menilai empolyee development sehingga didapatkan dengan data yang akan dinilai 360 (Feedback) sesuai kompetensi dari hasil pekerjaan dan penilaian dari sesama maupun dari atasan.

Ingin Tahu lebih lanjut mengenai kebutuhan yang kamu inginkan untuk membantu perusahaanmu dalam menghadapi hybrid working? virtues.id siap memberikan layanan terbaik kalian! Hubungi kami lebih lanjut di hello@virtues.id atau (+62) 858 0000 0977