Hallo, Sahabat Virtues! Perusahaan startup identik dengan bisnis anak muda berbasis inovasi teknologi, ternyata memiliki budaya perusahaan tersendiri. Mereka dituntut untuk merintis dinamika yang lebih modern, bebas, namun tetap fokus pada tujuan perkembangan perusahaan.

Apakah Anda ingin bekerja di perusahaan startup? Jika iya, maka Anda perlu mengenal budaya kerja sebelum bekerja di perusahaan startup. Untuk diketahui, cara kerja di perusahaan start up, para karyawan tak hanya diminta lebih melek teknologi dan peka pada tren terkini, tetapi mereka harus bisa melihat peluang pada kebutuhan masyarakat yang terus berubah seiring dengan perkembangan zaman.

Budaya Kerja di Perusahaan Start Up

Bekerja di perusahaan startup artinya Anda juga harus bekerja ekstra cepat, sebagaimana tuntutan target perusahaan yang mengandalkan teknologi. Keunggulan kerja berbasis teknologi inovasi adalah output yang lebih praktis, terukur, cepat, dan efisien. Berikut ini beberapa budaya perusahaan startup.

Fleksibel

Memiliki jam kerja yang fleksibel, artinya Anda tak harus berangkat dari rumah ke kantor pukul 8 pagi dan selesai bekerja pukul 4 sore. Anda bisa leluasa mengatur kapan waktu bekerja sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.

Anda memiliki tanggung jawab utuh atas tugas-tugas Anda. Semakin cepat Anda menyelesaikannya, Anda pun bisa memiliki waktu yang lebih luang setelah target terpenuhi. Menariknya, Anda tak harus repot ke kantor untuk menyelesaikannya, karena Anda dapat menyelesaikan pekerjaan Anda cukup dari rumah saja atau tempat lain.

Suasana Kantor yang Segar dan Seru

Perusahaan startup yang mulai merebak pada tahun 2010 menyajikan suasana kantor yang lebih menyenangkan bagi pekerjanya. Sejumlah kantor bahkan dilengkapi berbagai fasilitas menarik, seperti coffee shop, taman segar dalam ruangan, fasilitas olahraga, dan juga tempat main games.

Merombak tempat kerja menjadi lebih seru seperti ini dinilai mampu membuat suasana kerja semakin nyaman dan menggembirakan. Suasana kantor yang lebih santai justru memicu kinerja yang positif dan tetap maksimal. Pasalnya, mereka secara individual memiliki target masing-masing, sehingga tempat yang nyaman mampu menunjang mereka menyiapkan ide segar inovasi teknologi.

Diskusi Lebih Terbuka

Ruang rapat yang dibutuhkan perusahaan startup tak melulu harus tersedia meja dan kursi. Mereka terbiasa lebih santai membahas proyek dengan diskusi ringan sembari duduk di taman maupun cafe.

Selain itu, budaya diskusi di perusahaan startup jauh lebih nyaman serta minim kesenjangan antar karyawan senior maupun junior. Hal ini karena mereka merasa saling menunjang satu dengan yang lainnya dan memiliki beban kerja hampir sepadan pada setiap target pekerjaan.

Utamakan Pelatihan

Bagi perusahaan startup, peningkatan kompetensi karyawan merupakan aset bagi perusahaan itu sendiri. Jenis pelatihan ini akan disesuaikan dengan kebutuhan keterampilan yang diperlukan. Dengan peningkatan keterampilan ini diharapkan dapat menambah etos kerja dan output produk yang lebih maksimal.

Memiliki Tanggung Jawab Individual

Budaya perusahaan startup lainnya yang khas adalah masing-masing karyawan memiliki tanggung jawab secara pribadi atas pekerjaan yang dibebankan. Mereka berhak untuk memutuskan suatu persoalan, mengambil tantangan, dan bertanggung jawab atas pekerjaan secara profesional. Itulah mengapa mereka tak ragu untuk menambah ilmu pengetahuannya guna menangkap peluang perusahaan yang lebih besar.

Dari kelima budaya perusahaan start up ini tampak kedisiplinan karyawan mengenai tanggung jawab mereka terhadap output yang dihasilkan. Tak peduli mereka harus menemui klien di luar jam kerja ataupun pada akhir pekan. Mereka memiliki komitmen untuk menyelesaikan tugas secara mandiri dan terarah.

Teknologi inovasi yang menjadi piranti inti pekerjaan mereka, ditunjang kinerja yang praktis dan cepat, membuat perusahaan ini kian diminati kalangan muda. Perusahaan start up dipandang lebih menjanjikan peluang, utamanya di bidang peningkatan kompetensi dan inovasi yang lebih berkelanjutan.

Source : Qubisa.com