Akhir-akhir ini, kita cukup sering mendengar berita yang bersifat negatif atau bahkan kita sendiri mendengarkan orang-orang di sekitar kita bercerita tentang orang lain dan ditanggapi dengan hal yang negatif pula. Bahkan dengan mudahnya teman baik saya menjadi lebih mudah pesimis dengan usahanya dan juga karyawannya. 

Muncul pertanyaan di dalam diri saya, kenapa mudah sekali orang-orang menjadi lebih pesimis dengan keadaan saat ini?  Atau memang sebenarnya hal ini menjadi kebiasaan baru yang harus dimaklumi. Apakah tidak ada cara untuk kembali menjadi optimis dan mempunyai harapan? 

Dari pertanyaan itu, saya mencari dan menemukan Buku “Learn Optimism” yang berisi cara-cara yang terlihat mudah, tapi pasti akan sulit dilakukan. Penulisnya adalah Martin Seligman, seorang pakar Psikologi Positif yang terus mendedikasikan hidupnya untuk Psikologi Positif.

Cara yang dapat kita lakukan dengan menggunakan ABCDE Model. Apa itu? Berikut penjelasannya:

Adversity (Kesulitan) → situasi yang sulit dan membutuhkan sebuah respon.
Believe (Keyakinan) → Bagaimana kita menginterpretasikan kejadian tersebut.
Consequences (Konsekuensi) → pikirkan konsekuensinya dari pikiran tersebut.
Disputation (Pertentangan) → membantah pikiran yang sedang muncul tersebut.
Energization (Energi) → Pusatkan perhatikan untuk tetap konsisten.

Dan inilah penjelasan lebih detailnya:

Adversity 
Berpikirlah tentang keluarga, hubungan, karir dan apapun yang menjadi penghambat kita. Bayangkan dan perhatikan bahwa kita benar-benar dalam situasi yang stack. 
Misalnya, sangat sulit bagi saya untuk mendapatkan kesempatan bekerja karena saya cuma lulusan SMP.

Belief
Catat semua yang ada dipikiran kita, termasuk semua kendala-kendala yang kita bayangkan. Jujurlah pada semua yang kita rasakan dan pikirkan, jangan coba mengubah dengan tujuan agar menjadi lebih baik.
Misalnya, saya tidak terlalu pandai di dalam berkata-kata dan memberikan penjelasan. Saya tidak punya pendidikan yang tinggi. Saya tidak mungkin sekolah lagi karena saya sudah terlalu tua.

Consequences
Catat semua konsekuensi yang muncul dari pemikiran kita pada step 2. Perhatikan dan uraikan semua konsekuensi yang akan terjadi.
Misalnya, saya akan tetap tidak punya penghasilan dan tidak bekerja. Saya hanya berdiam diri di rumah dan tidak punya kegiatan yang produktif. Saya menjadi minder dan bahkan depresi dengan keadaan. Saya tidak akan dikenal karena saya hanya berdiam diri. Saya akan kesulitan menemukan pasangan.

Dispute 
Membantah apa yang kita yakini. Perhatikan semua step 2 dan 3 dengan seksama. Apakah ini yang kita mau? Sekarang saatnya untuk membantah apa yang kita percaya. Yakinkan diri kita untuk menghasilkan konsekuensi yang berbeda.
Misalnya, saya adalah orang yang bernilai. Memang benar saya hanya lulusan SMP, tapi saya bukan orang yang tidak bisa belajar. Saya memang tidak pandai berkata-kata, tapi saya punya punya hobi lain yang bisa membuat saya menjadi produktif. Saya senang berfoto-foto dan mengedit video. Saya akan berkata-kata lewat hasil foto dan video saya. Saya tidak punya pendidikan tinggi, tapi saya akan belajar bagaimana cara melakukan editing foto dan video melalui kursus-kursus dan akan mempublikasikannya di sosial media saya. Saya akan sibuk dan produktif dalam menghasilkan karya foto dan video dan saya yakin hal tersebut bisa saya lakukan untuk mendatangkan penghasilan.

Energization
Perhatikan perasaan Anda saat menghadapi kepercayaan Anda. Mungkin saat ini, Anda akan kehilangan energi dan motivasi, tapi Anda harus tetap menghadapi hal tersebut. Kendalikan diri Anda dan pastikan Anda tetap terinspirasi dan keep working on your goals!!!
Misalnya, saya akan lebih sering berkumpul dengan orang-orang design dan bertukar pikiran dengan mereka. Saya mau bergabung di komunitas online dengan para videografer. Saya akan membuat planing dan akan mematuhinya.

Kesimpulan
Proses di atas tidak mudah, tapi memang harus dilakukan terus menerus. Pada akhirnya, Anda akan menyadari untuk lebih mudah memiliki pesimis belief dan kesulitan dalam menghadapi pikiran yang negatif.
Kebiasaan ini akan menghidupkan Anda untuk mengganti pikiran negatif dan mendekatkan Anda pada rasa optimisme.

“Orang pandai, belajar dari kesalahannya sendiri. Orang bijak, belajar dari pengalaman orang lain, tapi orang bodoh tidak belajar apa-apa.”